Arbitrase kerja global
Arbitrase kerja global adalah fenomena ekonomi berupa perpindahan lapangan pekerjaan ke negara-negara yang biaya operasinya (seperti peraturan lingkungan) lebih murah dan/atau perpindahan tenaga kerja miskin ke negara-negara yang bersedia membayar upah tinggi karena hilangnya hambatan perdagangan internasional.[1][2]
Dua hambatan terbesar bagi perdagangan internasional adalah tarif (bersifat politis) dan biaya distribusi barang lintas lautan. Seiring berkembangnya teknologi Internet, penurunan biaya telekomunikasi, dan kecanggihan transfer dokumen, hambatan terhadap hasil karya intelektual (karya apapun yang dibuat menggunakan komputer atau memerlukan gelar sarjana) perlahan menghilang.
Sebuah negara yang makmur (seperti Amerika Serikat) biasanya menghapus hambatan perdagangan internasionalnya dan mengintegrasikan pasar kerjanya dengan negara-negara yang biaya kerjanya rendah (seperti India, Tiongkok, dan Meksiko) sehingga lapangan pekerjaan pindah dari negara makmur ke negara berkembang. Hasil akhirnya berupa peningkatan suplai tenaga kerja mengikuti permintaan tenaga kerja sehingga biayanya semakin turun.
Lihat pula
[sunting | sunting sumber]Catatan kaki
[sunting | sunting sumber]- ^ Paul Craig Roberts (07/28/04)."Global Labor Arbitrage" Diarsipkan 2011-07-19 di Wayback Machine.. VDARE.
- ^ The "global labor arbitrage" phenomenon has been described by economist Stephen S. Roach. See Mike Whitney, "Labor arbitrage," Entrepreneur, June 2006.
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]- Second Thoughts on Free Trade Diarsipkan 2011-07-19 di Wayback Machine. by Senator Charles Schumer and Paul Craig Roberts
- Debunking the Myth of a Desperate Software Labor Shortage Diarsipkan 2011-01-26 di Wayback Machine.
- No Jobs for the New Economy or the Old Diarsipkan 2011-07-19 di Wayback Machine.
- Subprime Nation Diarsipkan 2011-07-19 di Wayback Machine. by Patrick J. Buchanan makes mention of how trade deficit dollars are being used to purchase American-owned assets.